7 Keajaiban Dunia Menurut Islam

Diposting oleh Yoga Wahyu Wibawa , Minggu, 25 Desember 2011 04.15


7 Keajaiban Dunia versi dunia sudah sering kita dengar/baca. Bagaimana dengan 7 keajaiban versi Islam? Berikut daftarnya.
1. Hewan Berbicara di Akhir Zaman
Maha suci Allah yang telah membuat segala sesuatunya berbicara sesuai dengan yang Ia kehendaki. Termasuk dari tanda-tanda kekuasaanya adalah ketika terjadi hari kiamat akan muncul hewan melata yang akan berbicara kepada manusia sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an, surah An-Naml ayat 82,
“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami”.
Mufassir Negeri Syam, Abul Fida’ Ibnu Katsir Ad-Dimasyqiy berkomentar tentang ayat di atas, “Hewan ini akan keluar diakhir zaman ketika rusaknya manusia, dan mulai meninggalkan perintah-perintah Allah, dan ketika mereka telah mengganti agama Allah. Maka Allah mengeluarkan ke hadapan mereka hewan bumi. Konon kabarnya, dari Makkah, atau yang lainnya sebagaimana akan datang perinciannya. Hewan ini akan berbicara dengan manusia tentang hal itu”.[Lihat Tafsir Ibnu Katsir (3/498)]
Hewan aneh yang berbicara ini akan keluar di akhir zaman sebagai tanda akan datangnya kiamat dalam waktu yang dekat. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
“Sesungguhnya tak akan tegak hari kiamat, sehingga kalian akan melihat sebelumnya 10 tanda-tanda kiamat: Gempa di Timur, gempa di barat, gempa di Jazirah Arab, Asap, Dajjal, hewan bumi, Ya’juj & Ma’juj, terbitnya matahari dari arah barat, dan api yang keluar dari jurang Aden, akan menggiring manusia”. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (2901), Abu Dawud dalam Sunan-nya (4311), At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (2183), dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya (4041)]

Kelakuan Buruk Umat Nabi Luth Yang Ditiru Sebagian Rakyat Indonesia

Diposting oleh Yoga Wahyu Wibawa , 04.08



Nashir Bin Hamd al-Fadh, dalam karyanya berjudul “At-Tibyan fi Kufri Man A’ana al-Amrikan” menjelaskan 10 (sepuluh) kelakuan mungkar yang umum dilakukan umat Nabi Luth, yaitu :

Adakah kita bisa mengambil iktibar dari kejadian Umat Nabi Luth untuk kita bisa hindari dan mengubahnya menjadi sebuah kebaikan bagi kitaBangsa Indonesia, yang terus dihantam Ujian dan Musibah ini ?

1. Mempermainkan burung merpati
Fungsi burung merpati zaman dahulu adalah sebagai pembawa pesan/kabar antar pulau. Dari wacana inilah kita bisa menyimpulkan bahwa Kabar disini bukanlah sembarang kabar, melainkan Kabar dari Sang Penguasa Alam, yaitu Al-Qur’an. Sifat Penolakan dari Masyarakat Indonesia yang majemuk kepada Al-Qur’an adalah SUMBER MURKA ALLAH NOMOR 1 DI INDONESIA.

Introspeksi :
Adanya JIL dan segolongan orang MENOLAK Hukum Syariat Islam. Seperti Hukum Waris, Jilbab, bahkan ada segolongan perempuan muslimah di Indonesia yang mengatasnamakan persamaan gender dengan menolak jilbab.

2. Memanah Buah-buahan
Buah-buahan disini adalah nikmat Allah secara materi dan ruhani. Memanah buah-buahan artinya membuang nikmat Allah dan menjadikannya permainan belaka. Nikmat Allah terbesar adalah Ad-Din Islam. Dan betapa banyak pemimpin rakyat Indonesia melecehkan para Ulama dengan menangkapnya berdasar tuduhan Teroris seperti Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dan beberapa pemuda lainnya yang belum tentu kebenarannya.

Sejarah Hajar Al Aswad

Diposting oleh Yoga Wahyu Wibawa , Senin, 21 November 2011 18.57


Ibrâhim as diperintahkan Allah swt membangun kembali Ka’bah. Ia memenuhi perintah itu dibantu putranya, Ismâ’il as. Saat hampir selesai mengerjakannya, Ibrâhim as merasa ada yang kurang pada Ka’bah. Kemudian ia memerintahkan putranya, “Pergilah engkau mencari sebuah batu lagi yang akan aku letakkan di Ka’bah sebagai penanda bagi manusia.”
Ismâ’il as mematuhi perintah ayahnya. Ia pergi dari satu bukit ke bukit lain untuk mencari batu yang paling baik. Ketika sedang mencari, malaikat Jibril datang pada Ismâ’il as dan memberinya sebuah batu yang cantik. Dengan senang hati ia menerima batu itu dan segera membawa batu itu untuk diberikan pada ayahnya. Ibrâhim as pun gembira dan mencium batu itu beberapa kali.
Kemudian Ibrâhim as bertanya pada putranya, “Dari mana kamu peroleh batu ini?” Ismâ’il as menjawab, “Batu ini aku dapat dari yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu.” Ibrâhim as mencium batu itu lagi dan diikuti juga oleh Ismâ’il as.
Begitulah, sampai saat ini banyak yang berharap bisa mencium batu yang dinamai Hajar Aswad itu. Umar bin Khathab pernah menyampaikan bahwa Rasulullah saw sendiri pernah menciumnya. Saat Umar bin Khaththab berada di hadapan Hajar Aswad dan menciumnya ia berkata, “Demi Allah, aku tahu bahwa engkau hanyalah sebongkah batu. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah Saw menciummu, niscaya aku tidak akan menciummu.” [Hadits no 228 Kitab Sahih Muslim].
Karena sangat bersejarahnya, ada juga orang yang ingin mencuri Hajar Aswad. Di akhir bulan Muharram 1351 H, datanglah seorang laki-laki ke Ka’bah. Ia mencungkil Hajar Aswad, mencuri potongan kain Kiswah, dan membawa sepotong perak dari tangga Ka’bah. Untunglah, penjaga masjid mengetahuinya, laki-laki itu pun ditangkap dan dihukum. Tanggal 28 Rabi’ul Akhir tahun yang sama, dilakukan penempelan kembali bongkahan batu itu ke tempat asalnya.
Sebelumnya perekatan itu, dilakukan penelitian oleh para ahli mengenai bahan perekat yang digunakan. Akhirnya ditemukan perekat berupa bahan kimia yang dicampur dengan minyak misik dan ambar. « [imam]

Mayat Ini Membuktikan Bahwa Siksa Kubur Itu Benar Adanya

Diposting oleh Yoga Wahyu Wibawa , 18.37


Foto ini adalah seorang pemuda berusia 18 tahun yang meninggal di salah satu rumah sakit di Oman. Mayat pemuda tersebut digali kembali dari kuburnya setelah 3 jam di makamkan yang di saksikan oleh ayahnya. Pemuda tersebut meninggal dirumah sakit dan setelah di mandikan di makamkan secara islam di hari itu juga.

Tetapi setelah pemakaman ayahnya merasa ragu atas diagnosa dokter dan menginginkan untuk di identifikasi kebenaran penyebab kematiannya. Seluruh kerabat dan teman-temannya begitu terkejut saat mereka melihat kondisi mayat. Mayat tersebut begitu berbeda dalam 3 jam. Dia berubah tampak ke abu-abuan seperti orang yang sudah tua.
Dengan tampak jelas bekas siksaan dan pukulan yang amat keras dan dengan tulang-tulang kaki dan tangan yang hancur begitu juga ujung-ujungnya sehingga menekan kebadannya.
Seluruh badan dan mukanya memar. Matanya yang terbuka memperlihatkan ketakutan, kesakitan dan keputus-asaan. Darah yang begitu jelas menandakan bahwa pemuda tersebut sedang mendapatkan siksaan yang amat berat.

Kelakuan Buruk Umat Nabi Luth Yang Ditiru Sebagian Rakyat Indonesia

Diposting oleh Yoga Wahyu Wibawa , 18.21


Nashir Bin Hamd al-Fadh, dalam karyanya berjudul “At-Tibyan fi Kufri Man A’ana al-Amrikan” menjelaskan 10 (sepuluh) kelakuan mungkar yang umum dilakukan umat Nabi Luth, yaitu :

Adakah kita bisa mengambil iktibar dari kejadian Umat Nabi Luth untuk kita bisa hindari dan mengubahnya menjadi sebuah kebaikan bagi kita, Bangsa Indonesia, yang terus dihantam Ujian dan Musibah ini ?

1. Mempermainkan burung merpati
Fungsi burung merpati zaman dahulu adalah sebagai pembawa pesan/kabar antar pulau. Dari wacana inilah kita bisa menyimpulkan bahwa Kabar disini bukanlah sembarang kabar, melainkan Kabar dari Sang Penguasa Alam, yaitu Al-Qur’an. Sifat Penolakan dari Masyarakat Indonesia yang majemuk kepada Al-Qur’an adalah SUMBER MURKA ALLAH NOMOR 1 DI INDONESIA.

Introspeksi :
Adanya JIL dan segolongan orang MENOLAK Hukum Syariat Islam. Seperti Hukum Waris, Jilbab, bahkan ada segolongan perempuan muslimah di Indonesia yang mengatasnamakan persamaan gender dengan menolak jilbab.

2. Memanah Buah-buahan
Buah-buahan disini adalah nikmat Allah secara materi dan ruhani. Memanah buah-buahan artinya membuang nikmat Allah dan menjadikannya permainan belaka. Nikmat Allah terbesar adalah Ad-Din Islam. Dan betapa banyak pemimpin rakyat Indonesia melecehkan para Ulama dengan menangkapnya berdasar tuduhan Teroris seperti Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dan beberapa pemuda lainnya yang belum tentu kebenarannya.
 
3. Bertepuk tangan
Artinya bergembira ketika melihat maksiat dilakukan orang lain dengan alasan masing-masing memiliki urusan pribadi yang tidak boleh dilanggar Hak nya.
Ini juga bisa berarti mengadu domba antara pihak yang sedang bertikai/bermusuhan (dua telapak tangan beradu, mengeluarkan suara keras). Lihat saja, Islam dimusuhi dan dijadikan bemper teroris oleh kaum barat, dan celakanya pemimpin kita yang notabene muslim mengamini nya dan mengatakan bahwa mereka tidak rela jika syariat Islam dijalankan di Indonesia

Keistimewaan Kucing Dalam Islam

Diposting oleh Yoga Wahyu Wibawa , 17.58


Didalam perkembangan peradaban Islam, kucing hadir sebagai teman sejati dalam setiap nafas dan gerak geliat perkembangan Islam.

Diceritakan dalam suatu kisah, Nabi Muhammad SAW memiliki seekor kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu saat, dikala nabi hendak mengambil jubahnya, di temuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya. Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri Mueeza dari jubahnya. Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk sujud kepada majikannya. Sebagai balasan, nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu sebanyak 3 kali.

Dalam aktivitas lain, setiap kali Nabi menerima tamu di rumahnya, nabi selalu menggendong mueeza dan di taruh dipahanya. Salah satu sifat Mueeza yang nabi sukai ialah ia selalu mengeong ketika mendengar azan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan.

Sifat Sholat Nabi

Diposting oleh Yoga Wahyu Wibawa , 00.11

Mengenal Sifat Shalat Nabi
Agar shalat kita mengikuti sifat shalat nabi, maka imam-imam ahlusunnah (4 Madzab) telah menyusun kitab-kitab fiqh shalat, dalam kitab2 tersebut telah dibahas dengan lengkap mengenai rukun shalat(juga rukun tiap-tiap rukun shalat tersebut), syarat syahnya shalat , sunah-sunah dalam shalat dsb.. dengan dalil-dalil dan hujjah yg shahih. Fiqh Shalat inilah yg dipegang dan dipelihara oleh ulama-ulama ahlusunnah dan umat muslim diseluruh dunia. Tapi syang kebanyakan dari kita tidak
Kebanyakan muslimin sekarang sudah tahu mana yang rukun wajib dalam shalat dan mana yang sunah (tidak wajib) dalam shalat, karena diajarkan di sekolah-sekolah dasar, pesantren bahkan tpa. Tapi mereka tidak tahu dalil atau dasar hukumnyanya dari mana? Umat Islam dengan telah banyak membuat buku-buku tata cara shalat tapi sayang dengan membuatnya tanpa dalil-dalil yang lengkap. Diantara buku-buku yang ini adalah buku-buku yang banyak dijual bebas oleh kalangan awam dengan hanya gambar dan tata cara tanpa menyebutkan sumbernya yang jelas. Padahal ini sesuatu yang amat penting yaitu RUKUN ISLAM ke 2, bagi orang yang berpikiran ilmiah apalagi akademisi tentu ingin mengetahui dalil-dali dari shalt yang dia laksanakan. Buku berjudul “sifat shalat nabi” yang ditulis oleh syaikh nashiruddin Albany, seorang syaikh yang dianggap dari sekte wahabi yang sering diejek mengaku-ngaku dengan nama salafy/darul hadits dsb berusaha mengetengahkan dalil-dalil yang shahih dari berbagai sumber Al-Quran dan Hadist tentang sifat shalat nabi tanpa bertentangan dengan imam-imam ahlusunnah (4 Madzab). Penulis berusaha merangkumkan dari kitab-kitab imam ahlussunah yang sudah ada agar kita lebih tahu dalil dan yakin dalam menjalankan shalat kita. Masalah komentar miring atau tegak tentang penulis maupun bukunya ini, kita harapkan disimpan dulu yang penting mari kita lihat kontennya dulu buku ini, apakah sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah atau tidak, dan tentu saja kita harus membacanya dengan kacamata obyektif/ilmiah untuk menilainya. Untuk itu baca dari awal hingga akhir jangan separuh-paruh, agar kita mendapat pemaham yang utuh tentang penulis maupun bukunya ini...

Bom Dalam Prespektif Islam

Diposting oleh Yoga Wahyu Wibawa , Senin, 24 Oktober 2011 19.25


Saat ini, masyarakat mulai mendiskusikan hukum pengeboman terhadap properti, mobil dan tempat-tempat umum lainnya, dan kami mendengar beberapa pendapat yang menarik bahwa pengeboman dan peledakan tersebut bukan “jalan penyelesaian masalah” atau “kebangkitan”.

Itu adalah pendapat yang sangat menarik, tapi tidak fair, ini adalah sebuah penilaian (analisis) yang tidak adil dari para “pengamat” Islam. Peledakan-peledakan tersebut hanyalah sebuah ikhtiar, dan bukanlah jalan hidup atau metode mencapai tujuan.
Oleh karena itu hukum dari ikhtiar tersebut akan sama dengan hukum dari target dan tujuannya.
Pengeboman punya sebuah tujuan. Memiliki buah dan hasil serta dalil. Ini berbeda dengan apa yang orang simpulkan tentang tujuan pengeboman. Ini bukanlah persoalan benar salah ataupun fair tidak fair bagi seseorang menerima bahwa hukumnya semata-mata berdasarkan upaya untuk menyempurnakan tujuan.
Jika kita menghubungkan persoalan ini dengan setiap persoalan agama, ini hanya akan menyebabkan kebingungan dan terjebak dalam diskusi yang menghabiskan waktu dan tiada ujung pangkal.

Penderitaan Nabi Muammad SAW

Diposting oleh Yoga Wahyu Wibawa , Senin, 10 Oktober 2011 19.38

Baihaqi memberitakan dari Abdullah bin Ja'far ra. katanya: Apabila Abu Thalib telah meninggal dunia, mulailah Nabi SAW diganggu dan ditentang secara terang-terangan. Satu peristiwa, beliau telah dihadang di jalanan oleh salah seorang pemuda jahat Quraisy, diraupnya tanah dan dilemparkan ke muka beliau, namun beliau tidak membalas apa pun.
Apabila beliau tiba di rumah, datang salah seorang puterinya, lalu membersihkan muka beliau dari tanah itu sambil menangis sedih melihat ayahnya diperlakukan orang seperti itu. Maka berkatalah Rasulullah SAW kepada puterinya itu: 'Wahai puteriku! Jangan engkau menangis begitu, Allah akan melindungi ayahmu!' beliau membujuk puterinya itu.
Beliau pernah berkata: Sebelum ini memang kaum Quraisy tidak berani membuat sesuatu seperti ini kepadaku, sehinggalah selepas Abu Thalib meninggal dunia, mulailah mereka menggangguku dan mengacau ketenteramanku. Dalam riwayat yang lain, beliau berkata kepadanya karena menyesali perbuatan jahat kaum Quraisy itu: Wahai paman! Alangkah segeranya mereka menggangguku sesudah engkau hilang dari mataku!
(Hilyatul Auliya 8:308; Al-Bidayah Wan-Nihayah 3:134)
Thabarani telah memberitakan dari Al-Harits bin Al-Harits yang menceritakan peristiwa ini, katanya: Apabila aku melihat orang ramai berkumpul di situ, aku pun tergesa-gesa datang ke situ, menarik tangan ayahku yang menuntunku ketika itu, lalu aku bertanya kepada ayahku: 'Apa sebab orang ramai berkumpul di sini, ayah?' 'Mereka itu berkumpul untuk mengganggu si pemuda Quraisy yang menukar agama nenek-moyangnya!' jawab ayahku. Kami pun berhenti di situ melihat apa yang terjadi. Aku lihat Rasulullah SAW mengajak orang ramai untuk mengesakan Allah azzawajaila dan mempercayai dirinya sebagai Utusan Allah, tetapi aku lihat orang ramai mengejek-ngejek seruannya itu dan mengganggunya dengan berbagai cara sehinggalah sampai waktu tengah hari, maka mulailah orang bubar dari situ.
Kemudian aku lihat seorang wanita datang kepada beliau membawa air dan sehelai kain, lalu beliau menyambut tempat air itu dan minum darinya. Kemudian beliau mengambil wudhuk dari air itu, sedang wanita itu menuang air untuknya, dan ketika itu agak terbuka sedikit pangkal dada wanita itu. Sesudah selesai berwudhuk, beliau lalu mengangkat kepalanya seraya berkata kepada wanita itu: Puteriku! lain kali tutup rapat semua dadamu, dan jangan bimbang tentang ayahmu! Ada orang bertanya: Siapa dia wanita itu? jawab mereka: Itu Zainab, puterinya - radhiallahu anha.
(Majma'uz-Zawa'id 6:21)

Dalam riwayat yang sama dari Manbat Al-Azdi, katanya: Pernah aku melihat Rasulullah SAW di zaman jahiliah, sedang beliau menyeru orang kepada Islam, katanya: 'Wahai manusia sekaliani Ucapkanlah 'Laa llaaha lliallaah!' nanti kamu akan terselamat!' beliau menyeru berkali-kali kepada siapa saja yang beliau temui. Malangnya aku lihat, ada orang yang meludahi mukanya, ada yang melempar tanah dan kerikil ke mukanya, ada yang mencaci-makinya, sehingga ke waktu tengah hari.
Kemudian aku lihat ada seorang wanita datang kepadanya membawa sebuah kendi air, maka beliau lalu membasuh wajahnya dan tangannya seraya menenangkan perasaan wanita itu dengan berkata: Hai puteriku! Janganlah engkau bimbangkan ayahmu untuk diculik dan dibunuh ... ! Berkata Manbat: Aku bertanya: Siapa wanita itu? Jawab orangorang di situ: Dia itu Zainab, puteri Rasuluilah SAW dan wajahnya sungguh cantik.
(Majma'uz Zawa'id 6:21)
                                                                                                                       Sumber :  www.google.com

Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW

Diposting oleh Yoga Wahyu Wibawa , Senin, 12 September 2011 19.24



Fizikal Nabi
Telah dikeluarkan oleh Ya'kub bin Sufyan Al-Faswi dari Al-Hasan bin Ali ra. katanya: Pernah aku menanyai pamanku (dari sebelah ibu) Hind bin Abu Halah, dan aku tahu baginda memang sangat pandai mensifatkan perilaku Rasulullah SAW, padahal aku ingin sekali untuk disifatkan kepadaku sesuatu dari sifat beliau yang dapat aku mencontohinya, maka dia berkata: Adalah Rasulullah SAW itu seorang yang agung yang senantiasa diagungkan, wajahnya berseri-seri layak bulan di malam purnamanya, tingginya cukup tidak terialu ketara, juga tidak terlalu pendek, dadanya bidang, rambutnya selalu rapi antara lurus dan bergelombang, dan memanjang hingga ke tepi telinganya, lebat, warnanya hitam, dahinya luas, alisnya lentik halus terpisah di antara keduanya, yang bila baginda marah kelihatannya seperti bercantum, hidungnya mancung, kelihatan memancar cahaya ke atasnya, janggutnya lebat, kedua belah matanya hitam, kedua pipinya lembut dan halus, mulutnya tebal, giginya putih bersih dan jarang-jarang, di dadanya tumbuh bulu-bulu yang halus, tengkuknya memanjang, berbentuk sederhana, berbadan besar lagi tegap, rata antara perutnya dan dadanya, luas dadanya, lebar antara kedua bahunya, tulang belakangnya besar, kulitnya bersih, antara dadanya dan pusatnya dipenuhi oleh bulu-bulu yang halus, pada kedua teteknya dan perutnya bersih dari bulu, sedang pada kedua lengannya dan bahunya dan di atas dadanya berbulu pula, lengannya panjang, telapak tangannya lebar, halus tulangnya, jari telapak kedua tangan dan kakinya tebal berisi daging, panjang ujung jarinya, rongga telapak kakinya tidak menyentuh tanah apabila baginda berjalan, dan telapak kakinya lembut serta licin tidak ada lipatan, tinggi seolah-olah air sedang memancar daripadanya, bila diangkat kakinya diangkatnya dengan lembut (tidak seperti jalannya orang menyombongkan diri), melangkah satu-satu dan perlahan-lahan, langkahnya panjang-panjang seperti orang yang melangkah atas jurang, bila menoleh dengan semua badannya, pandangannya sering ke bumi, kelihatan baginda lebih banyak melihat ke arah bumi daripada melihat ke atas langit, jarang baginda memerhatikan sesuatu dengan terlalu lama, selalu berjalan beriringan dengan sahabat-sahabatnya, selalu memulakan salam kepada siapa yang ditemuinya.

Kebiasaan Nabi
Kataku pula: Sifatkanlah kepadaku mengenai kebiasaannya!Jawab pamanku: Adalah Rasulullah SAW itu kelihatannya seperti orang yang selalu bersedih, senantiasa banyak berfikir, tidak pernah beristirshat panjang, tidak berbicara bila tidak ada keperluan, banyak diamnya, memulakan bicara dan menghabiskannya dengan sepenuh mulutnva, kata-katanya penuh mutiara mauti manikam, satu-satu kalimatnya, tidak berlebih-lebihan atau berkurang-kurangan, lemah lembut tidak terlalu kasar atau menghina diri, senantiasa membesarkan nikmat walaupun kecil, tidak pernah mencela nikmat apa pun atau terlalu memujinya, tiada seorang dapat meredakan marahnya, apabila sesuatu dari kebenaran dihinakan sehingga dia dapat membelanya.

Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa baginda menjadi marah kerana sesuatu urusan dunia atau apa-apa yang bertalian dengannya, tetapi apabila baginda melihat kebenaran itu dihinakan, tiada seorang yang dapat melebihi marahnya, sehingga baginda dapat membela kerananya. Baginda tidak pernah marah untuk dirinya, atau membela sesuatu untuk kepentingan dirinya, bila mengisyarat diisyaratkan dengan semua telapak tangannya, dan bila baginda merasa takjub dibalikkan telapak tangannya, dan bila berbicara dikumpulkan tangannya dengan menumpukan telapak tangannya yang kanan pada ibu jari tangan kirinya, dan bila baginda marah baginda terus berpaling dari arah yang menyebabkan ia marah, dan bila baginda gembira dipejamkan matanya, kebanyakan ketawanya ialah dengan tersenyum, dan bila baginda ketawa, baginda ketawa seperti embun yang dingin.

Berkata Al-Hasan lagi: Semua sifat-sifat ini aku simpan dalam diriku lama juga. Kemudian aku berbicara mengenainya kepada Al-Husain bin Ali, dan aku dapati ianya sudah terlebih dahulu menanyakan pamanku tentang apa yang aku tanyakan itu. Dan dia juga telah menanyakan ayahku (Ali bin Abu Thalib ra.) tentang cara keluar baginda dan masuk baginda, tentang cara duduknya, malah tentang segala sesuatu mengenai Rasulullah SAW itu.

Rumah Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Aku juga pernah menanyakan ayahku tentang masuknya Rasulullah SAW lalu dia menjawab: Masuknya ke dalam rumahnya bila sudah diizinkan khusus baginya, dan apabila baginda berada di dalam rumahnya dibagikan masanya tiga bagian. Satu bagian khusus untuk Allah ta'ala, satu bagian untuk isteri-isterinya, dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Kemudian dijadikan bagian untuk dirinya itu terpenuh dengan urusan di antaranya dengan manusia, dihabiskan waktunya itu untuk melayani semua orang yang awam maupun yang khusus, tiada seorang pun dibedakan dari yang lain.
Di antara tabiatnya ketika melayani ummat, baginda selalu memberikan perhatiannya kepada orang-orang yang terutama untuk dididiknya, dilayani mereka menurut kelebihan diri masing-masing dalam agama. Ada yang keperluannya satu ada yang dua, dan ada yang lebih dari itu, maka baginda akan duduk dengan mereka dan melayani semua urusan mereka yang berkaitan dengan diri mereka sendiri dan kepentingan ummat secara umum, coba menunjuki mereka apa yang perlu dan memberitahu mereka apa yang patut dilakukan untuk kepentingan semua orang dengan mengingatkan pula: "Hendaklah siapa yang hadir menyampaikan kepada siapa yang tidak hadir. Jangan lupa menyampaikan kepadaku keperluan orang yang tidak dapat menyampaikannya sendiri, sebab sesiapa yang menyampaikan keperluan orang yang tidak dapat menyampaikan keperluannya sendiri kepada seorang penguasa, niscaya Allah SWT akan menetapkan kedua tumitnya di hari kiamat", tiada disebutkan di situ hanya hal-hal yang seumpama itu saja.
Baginda tidak menerima dari bicara yang lain kecuali sesuatu untuk maslahat ummatnya. Mereka datang kepadanya sebagai orang-orang yang berziarah, namun mereka tiada meninggalkan tempat melainkan dengan berisi. Dalam riwayat lain mereka tiada berpisah melainkan sesudah mengumpul banyak faedah, dan mereka keluar dari majelisnya sebagai orang yang ahli dalam hal-ihwal agamanya.

Sumber : www.google.com

Blogger news